Jeddah, 30 April 2011
dedik setiawan
Entah harus memulai darimana cerita ini
Aku juga nggak tau, apakah ini curhat atau hanya essay sekelumit perjalanan hidup
Yang pertama ingin kusampaikan hanya ingin berterima kasih pada Allah swt, atas semua yang diberikan selama ini, sungguh tak ada kalimat yang bisa menggambarkan semua ini.
KEGAGALAN UMPTN
Perjalanan kumulai dari kegagaln UMPTN tahun 1997, saat memimpikan bisa masuk di Teknik Kimia atau hanya sekedar masuk di Teknik Sipil, pilihan pertama dan keduaku….gila, harusnya aku harus mendown grade pilihan kedua, tapi aku hanya berpikir, aku nggak pengen keluar kuliah hanya jadi kuli biasa atau bahkan menambah jumlah pengangguran terdidik.
Aku ingat betul waktu bapak mengatakan hanya bisa membiayai kuliah jika hanya bisa masuk perguruan tinggi negeri…..rasanya saat itu seperti tak ada harapan, seperti lenyap mimpi-mimpiku
Tapi bapak menguatkanku. Maka aku mencoba bangkit dengan mengikuti ujian poltek dan D3, maka akupun mengikuti 3 ujian sekaligus, di poltek ITS,poltek Brawijaya dan D3 Unair……
Whatta surprise, aku diterima di D3 teknik sipil ITS, D3 Akuntansi Unair dan D3 Akuntansi Brawijaya….
Waktu aku sampaikan ini ke bapak, beliau malah berkata,” Dulu sedih gak bisa masuk UMPTN,sekarang malah bingung milih yang mana…., sholat istikharah aja, mudah2an Allah memberi jalan yang benar dan diridhoi.
Akhirnya aku pilih D3 Akuntansi Unair,dengan pertimbangan gampang. Aku nggak begitu paham sipil, dan waktu itu gobloknya aku kira kalau ntar di sipil, aku harus bisa jadi kuli bangunan…sedangkan nggak ambil di Malang,karena aku nggak suka jalan dari Jombang ke Malang yang bergunung dan bikin mual.
Setelah lulus kuliah, aku nganggur 3 bulan, aku gunakan waktu-waktu saat itu dengan menjaga warnet milik kakakku Mas Senthot, sambil aku belajar tentang network dan memperdalam MS Office ku, maklum dulu mau kursus computer terasa mahal. Disitu aku masukkan lamaran-lamaran, dan akhirnya aku diterima di PT Bines Raya,sebuah perusahaan rotan furniture…dan aku harus ditempatkan di Banjarmasin.
GAJI PERTAMAKU Rp 450,000
Maka, inilah jurnal karirku dimulai……..dengan gaji hanya Rp 450,000….hidup di camp rumah bertingkat dekat sungai Barito, mandi dari air sungai yg telah disterilkan. Pernah suatu kali habis gajian,aku pergi ke kota, tapi saat pulang ke mess, bertemu dengan sekelompok pemuda kampung yang sedang mabuk-mabukan, mereka malak, tapi aku berusaha mengelak, dan akhirnya mereka memukulku sehingga aku terjatuh di sungai, untunglah ada tukang klotok (perahu kecil) yang membantuku naik ke kelotoknya dan mengantarkan aku ke mess….
Pengalaman yang lucu selanjutnya seringnya aku jatuh di sungai, pertama saat aku turun dari dermaga ke kelotok yg airnya saat itu lagi surut,sehingga jaraknya agak lumayan jauh, waktu aku melompat, aku gak masuk ke kelotok itu, tapi malah terjatuh ke sungai, pada lain waktu, aku pulang ke mess, waktu naik dari kelotok ke dermaga, belum sempat aku menjangkau dermaga dia udah ngacir duluan,sehingga jatuh lagi ke sungai, iya kalau sungainya kayak di jawa yang kecil, ini sungai lebar amat dan berarus kuat.
Hingga suatu saat boss datang ke pabrik di Banjarmasin,aku memberanikan diri minta ke dia agar aku bisa dipindah ke Jawa, kalau tidak aku minta resign, akhirnya dikabulkan…..dan aku ditempatkan di Cirebon.
MENEMUKAN TEMAN-TEMAN YG HEBAT
Di Cirebon aku pegang costing, sambil bantuin siapin dokumen ekspor dan bantu teman2 saat ekspor. It’s a wonderful moment, kalau lagi stuffing. Gila, dari pagi ke pagi lagi, nggak dibayar lembur, tapi aku menikmatinya, ada kebersamaan yang tidak bisa dinilai dengan uang……
Aku heran sama staff2 disini, bayarannya kecil2…tapi semangat kerjanya luar biasa, sayang perusahaan tidak menghargai loyalitas karyawannya.
Setelah sekitar 8 bulan di Cirebon, ada kesempatan besar saat aku mendengar ada staff di Jakarta yang resign, maka aku mengajukan diri ke boss lagi, menawarkan aku untuk menggantikan dia, dan boss setuju.
Sebenarnya di Jakarta ini aku cari batu loncatan agar bisa pindah ke perusahaan lain yang lebih baik, aku pengen kirim duit ke orang tua.
BERTEMU CALON ISTRI DI CILEGON
Akhirnya kesempatan itu datang, aku diterima di Cilegon. Di Cilegon Fabricators ini aku mendapat ilmu akuntansi yang komplit, terima kasih buat CF.
Disinilah aku bertemu sosok Siti Zakiyah Syarif.
Pertama bertemu, aku kira ini orang sombong amat ya,sering minta SPJ, dan terus terang aku justru nggak suka orang yang perfect dalam kerjaannya, dan sepertinya dia jaim banget, beughhh….
Semua gara-gara mas Darmono yang sering jodoh-jodohin aku dengan dia, jadinya aku beranikan diri aja untuk cari tau lebih dekat tentang dia. Setelah beberapa lama, kitapun jadian….
Pada suatu saat, saat obrolan terjadi, dia menanyakan keseriusanku, apakah bisa berlanjut ke pernikahan, apakah dia bisa menerima dia yang umurnya lebih tua dari aku.
Ya Allah….ini sama saja dengan nembak, terus terang dulu waktu kuliah dan pacaran dengan teman sesama organisasi, dia nembak juga, nggak pengen pacaran, tapi langsung nikah aja. Whatt??? Apa kata bapak ibuku nanti,kuliah aja belum selesai, dah minta kawin. Langsung aku bilang ke dia, kayaknya aku belum sanggup, jadilah kita hanya teman, tak berlanjut lagi.
Sungguh pikiranku berkecamuk saat itu, gimana aku bisa menghidupi keluarga,sementara gajiku aja pasti habis tiap bulannya, apalagi masih ngekos.
Akhirnya aku mengiyakan, dan aku boyong bapak ibu untuk melamar dia. Sungguh saat-saat itu sungguh berat, aku tak punya uang lebih untuk mengadakan resepsi, sampai aku harus mengambil uang cash dari kartu kredit, dan membeli cincin kawin dengan kartu kredit,sampai kartuku hampir melebihi limit.
Dia bahkan jual tanah kebun yang di Sumatra untuk mengadakan resepsi, pokoknya benar2 saat2 yang berat,bikin stress, apalagi bapak ibu dan saudaraku nggak sokong dana sama sekali,seakan aku hidup sendiri,benar-benar merasa sendiri.
Alhamdulillah, ada aja bantuan yang tak terduga. Kami bahkan harus bilang ke pihak yg mengurusi semua pernikahan kami, yang mengurusi tat arias,dekorasi dan catering, kalau biaya akan dilunasi setelah pernikahan, kami benar2 mengandalkan hasil sumbangan teman-teman yang datang ke resepsi.
KEPUTUSAN BESAR YANG PENUH DENGAN KEJUTAN INDAH
Setelah menikah, kami memutuskan ngontrak di daerah Serdang, untunglah dari teman-teman kantor menghadiahi kami lemari dan kompor gas…hehehehehe, tau aja mereka
Setelah beberapa lama, kami memutuskan untuk mencoba beli rumah permanen, kami hunting dari PCI,Serdang, sampai ke beberapa tempat yang lain, dan akhirnya pilihan jatuh ke perumahan Metro, perumahan yang sebagian orang Cilegon menganggapnya perumahan mahal, tempat orang-orang kaya, iya sih karena yang dilihat cuma bagian depannya saja, yang rumahnya besar-besar. Kami memutuskan untuk ambil rumah hook, karena aku bercita-cita punya rumah yang bisa ditanami buah. Akhirnya kesampaian juga. Banyak yang mencibir kami,kenapa cari rumah disitu, yang mahal, padahal kami sudah survey dan membandingkannya dengan yang lain, justru kalau dihitung-hitung lebih murah,dekat dengan kota,rumah sakit dan pasar, nggak berat diongkos.
Karena kami kami sekantor, kami harus ada yang mengalah salah satu untuk keluar, pada saat itu aku sedikit kecewa kenapa harus ada peraturan seperti itu. Hingga suatu saat, aku dapat panggilan di Truba Jakarta, waktu dites di ruang HRD nya, secara tak sengaja aku melihat secarik kertas kuning…..dan ternyata itu “surat sakti” dari pak Sundoro supaya aku bisa bekerja di proyek PLTU Cilegon, aku benar-benar speechless……padahal kami tak pernah meminta beliau untuk hal itu, terima kasih pak Sundoro, what a great man….sangat perhatian pada karyawannya.
Aku bekerja di proyek PLTU Cilegon hampir 2 tahun, dan setelah itu aku harus mencari kerja lagi, atau menunggu proyek lain, aku putuskan bekerja di tempat lain sambil menunggu jika dipanggil lagi sama Truba, akupun mendapat pekerjaan di Wartsila, di daerah Cikarang Bekasi.
Baru 2 bulan bekerja disitu, aku ditelpon pak Endang, apakah aku mau bekerja di Saudi, sebenarnya dia yang ditawarin, tapi nggak mau jauh dari keluarga, akhirnya aku sanggupi permintaan pak Endang, dan aku ke kantor HO Truba lagi, untuk tes. Pada saat tes wawancara dengan HRD, aku malah ditawarin, mau kerja di proyek Tangguh Papua atau ke Jeddah.
Aku bilang, lebih baik ke Jeddah aja, dapat manfaat yg lebih besar, sekaligus aku bisa menunaikan haji dan umrah, suatu hal yang jauh dari pikiranku, karena aku nggak mau berangan-angan terlampau jauh sebelum bisa settle benar.
Allah, Engkau benar2 sayang sama aku…..
Aku meminta ini tapi Kau beri lebih……meski aku bukan hamba yang kurang bisa bersyukur, tapi Engkau sungguh melipatgandakan apa yang kami cita-citakan……
Sungguh kekuatan sedekah dan berzakat itu luar biasa……
Kejutan-kejutan setelah menikah sungguh luar biasa, dulu sebelum menikah, aku bahkan apatis bisa bahagia dan pasti nggak bisa kaya, karena harus berbagi dengan istri, pemikiran egois dari seorang bachelor.
Kejutan pertama, saat kita memiliki rumah yang kita idam-idamkan, padahal berencana punya rumah nanti 5 tahun setelah pernikahan.
Kejutan kedua adalah mendapatkan pekerjaan di Jeddah yang mengantarkan aku dan istri bisa berhaji dan umroh.
Kejutan ketiga ketika kami masih bisa memberikan sebagian dari harta kami untuk membantu sanak saudara.
Kejutan ke empat adalah kami kehadiran bayi yang bisa mengisi kehampaan 6 tahun pernikahan kami.
Ya Allah….aku menantikan kejutan bahagia selanjutnya……
Semoga kami tak menjadi hamba yang takabur, dan bermanfaat bagi orang-orang sekitar kami
Semoga ini bukan akhir cerita bahagia………………